Langsung ke konten utama

4 Alasan WikiTRIBUNE itu Revolusioner


Donald Trump memang epitom dari kehebohan.

Belum bertugas saja sudah memicu sebuah revolusi—yang berhubungan dengan demokrasi partisipatif.

Masalah: Hoax yang Sistemik

Lebih setengah penduduk Amerika tidak ingin Trump jadi presiden—sistem pemilu mereka memang aneh. Salah satu kambing hitam terpilihnya dia adalah Mark Zuckerberg.

Kenapa? Karena di atas Facebook-lah tersebar berita hoax yang menguntungkan Trump. Pembuat berita hoax sendiri bukan tim sukses Trump, melainkan pebisnis. Ironis memang.

Mereka tahu kalau umumnya pendukung Trump mudah terkena clickbait (baca: judul bombastis tapi bohong), tidak peduli dengan kebenaran berita, dan mudah menyebarkan artikel hoax di Facebook. Singkatnya, irrasional & impulsif.

Berikut rumusnya:

artikel hoax +
pembaca irrasional +
pembaca impulsif +
potensi viralitas Facebook yang eksponensial +
pengiklan website =
$1000 masuk kantong setiap satu jam.

$1000 per jam! Sumber : NYTimes.com

Mungkin ini kata pebisnis, "ini bukan politik. Ini bisnis bung!"

Bisnis memang. Tapi yang berdampak ke nasib rakyat di satu negara—dalam kasus ini juga rakyat dunia. Artinya, ini masalah besar & sistemik!

Wajar Mark Zuckerberg pusing. Algoritma Facebook-nya impoten menangkal viralnya berita bohong.

Solusi Revolusioner

Masalah sistemik butuh solusi yang sistemik juga.

Kemarin, 25 April 2017, pendiri Wikipedia Jimmy Wales merilis WikiTRIBUNE. Sebuah kantor berita yang memiliki model bisnis unik. Jurnalis akan bekerja full-time—tidak bisa relawan part-time seperti kontributor Wikipedia. Gaji mereka dikumpulkan dari donasi pembaca yang dermawan. Reportase mereka tetap bisa diakses semua orang.


Janji WikiTRIBUNE adalah menyediakan berita yang:
  1. Valid kebenarannya (setiap potongan informasi pasti memiliki sumber).


     
  2. Independen (publik diberi sistem untuk menjaga independensi jurnalis WikiTRIBUNE).


     
  3. Tanpa iklan (Gaji jurnalis langsung dibayar publik—model bisnis donasi seperti Wikipedia).

Kenapa Revolusioner?

1. Trust & Winner Takes All

Bisnis WikiTRIBUNE ini sama persis dengan Wikipedia & Google. Keduanya menjual trust. Orang pergi ke Wikipedia karena percaya konten di sana paling lengkap. Orang pergi ke Google karena percaya hasilnya paling akurat.

Menariknya, makin banyak traffic, makin berkualitas konten website macam mereka. Lingkaran setan. Tidak heran, pesaing Wikipedia & Google tidak pernah bisa populer.

Bayangkan matinya kantor-kantor berita lain kalau WikiTRIBUNE benar-benar berjalan. Um.. beberapa tidak akan mati juga sih, lihat poin berikutnya.

2. Independensi

Di bawah langit ini, ada dua jenis media massa: (A) yang ingin terlihat independen, (B) yang ingin terlihat memihak. WikiTRIBUNE akan memenangi kompetisi media massa tipe A & membuat berita dari tipe B sulit tersebar di sosial media.

Media massa tipe A
Noam Chomsky menjelaskan panjang lebar di buku Manufacturing Consent, betapa media massa mudah jadi alat penggiring opini publik.

Aku adalah pembaca Detikcom. Jujur aku merasakan Detikcom secara halus memihak di pilkada Jakarta 2017. Jadi kesal, tapi bingung karena alternatif-alternatif lain juga memihak.

Kalau ada media massa yang bisa membuktikan punya prosedur yang independen—dan tentunya dibuktikan dengan karyanya—pasti aku pindah. Bahkan ajak orang lain untuk pindah.

Media massa tipe B
Lalu bagaimana dengan media massa yang ingin terlihat memihak? Bukankah itu sumber hoax yang ingin dilawan WikiTRIBUNE? WikiTRIBUNE memang tidak berkompetisi langsung dengan mereka. Tapi jika brand WikiTRIBUNE sudah menancap kuat di kepala publik, menyebarkan artikel hoax jadi tindakan yang beresiko. Karena teman kita bisa menyangkalnya dengan bukti dari WikiTRIBUNE.

Sulit menyangkal saat kampanye pilpres AS dulu. Trump sudah mewacanakan media massa CNN dkk sebagai pro-Hillary. Akibatnya, menyanggah artikel hoax pro-Trump dengan materi dari media massa pro-Hillary adalah perbuatan sia-sia. Publik sebenarnya memang kesulitan cari media massa yang independen.

Janji WikiTRIBUNE: pembaca bisa komplain jika jurnalis memihak. Kalau independensi WikiTRIBUNE sulit dibantah, brand WikiTRIBUNE akan punya tempat kuat di kepala setiap orang. 

3. Tanpa Iklan

Hampir semua orang pakai AdBlock. Siapa yang suka iklan? 

Tapi tahukah kamu? Kalau untuk media massa online, dampak buruk iklan bukan sekedar kenyamanan mata? Iklan mengorbankan kualitas. Itu karena iklan amat bergantung pada pageview.

Akibatnya: satu narasi dicacah ke banyak halaman, topik populer-tapi-kurang-berbobot diperbanyak, & berita sentimentil-tapi-kurang-obyektif dicari-cari.

Tapi ya, mau bagaimana lagi. Mau makan pakai apa? Sekedar info, mayoritas uang iklan sudah dicaplok Facebook & Google. Kalau pendapatan iklan kurang, tidak heran kantor berita terpaksa netek ke politikus atau perusahaan (Ingat Manufacturing Consent).

Lalu WikiTRIBUNE hadir di tengah deadlock ini. Tanpa iklan.

4. Pangkas Distributor

Ini yang paling revolusioner menurutku.

WikiTRIBUNE sebenarnya sama dengan Bukalapak, Tokopedia, AliExpress, dkk. Perlahan tapi pasti, mereka menghubungkan semua produsen langsung ke konsumen. Harga konsumen jadi minimum, untung produsen jadi maksimum.

Pernah dengar Patreon.com? Itu adalah tempat kreator (YouTuber, blogger, podcaster) bisa meminta uang ke publik luas agar bisa fokus full-time menghasilkan karya yang gratis. Patreon menghubungkan kreator dengan konsumen yang dermawan.

Distributor dari jasa jurnalis adalah kantor berita konvensional. Maka, WikiTRIBUNE menghubungkan jurnalis langsung ke pembaca yang dermawan.

Apa yang diinginkan lubuk hati terdalam para jurnalis? Tentu menghantarkan kebenaran.

Sekarang jurnalis bisa mewujudkan mimpi itu tanpa hambatan, karena bos yang membayarnya adalah pembacanya sendiri—yang juga bukan satu-dua orang, tapi bisa puluhan ribu.

Patreon telah membuktikan model bisnis ini sukses. Maka, peluang WikiTRIBUNE cukup besar.

Penutup

Di balik visi & potensi yang luar biasa, WikiTRIBUNE punya banyak PR terkait detail implementasi—yang amat-amat krusial untuk produk inovatif macam ini. Yang pasti, ada Jimmy Wales, Guy Kawasaki, & Jeff Jarvis di baliknya. Tiga paruh baya yang punya pengalaman dan koneksi segudang. Kita tunggu pergerakan-pergerakannya.

Ada video TED tentang penelitian faktor kesuksesan startup. Nomor satu ternyata bukan ide atau tim, tapi timing.  

Inisiatif seperti WikiTRIBUNE pernah muncul beberapa kali dulu. Belum ada yang berhasil populer. Jika menimbang pilpres Amerika, pilkada Jakarta 2017, krisis timur tengah, maka timing-nya tidak pernah setepat ini.

Terima kasih Donald Trump.

Publik jadi bisa berpartisipasi menjaga berita mereka sendiri (demokrasi partisipatif).

Komentar